Selasa, 28 Oktober 2014

Wisata Magelang - Museum Diponegoro

Wisata Magelang - Pangeran Diponegoro (1785-1855) adalah putra sulung dari sultan Hamengku Buwana III (memerintah 1810-1814) Yogyakarta. Dia dihormati sebagai pahlawan kemerdekaan karena nya awal pemberontakan melawan kekuasaan kolonial Belanda, yang berlangsung dari 1825 hingga 1830. Campur tangan penguasa Belanda telah pergi sejauh bahwa Belanda telah membuat warisnya saudara muda ke takhta bapanya daripada Diponegoro dirinya. Kemudian ia pensiun dari pengadilan yang mencari kesunyian untuk memperkuat dirinya melalui meditasi. Kesempatan datang ketika Gubernur mengeluarkan keputusan yang keliru yang menyebabkan ketidakpuasan di antara aristokrasi serta orang-orang.


Diponegoro terpaksa taktik gerilya-seperti, memaksa Belanda untuk mencari bantuan dari seluruh Nusantara dan Belanda. Ketika akhirnya prospek pemberontak telah menjadi suram, Diponegoro menerima tawaran untuk bernegosiasi dan diundang ke markas tentara Belanda di Magelang. Meskipun dijanjikan lintasan aman, ia berkhianat satu sama lain ditahan dan dikirim ke pengasingan di Celebes. Di sini ia meninggal pada tahun 1855.

Kamar tempat perundingan berlangsung merupakan bagian dari pemerintah kolonial mantan bangunan 'Keresidenan Kedu'. Bangunan ini masih digunakan oleh pemerintah Magelang untuk pertemuan dan tujuan upacara. Kamar negosiasi telah dibuat menjadi sebuah museum kecil. Menampilkan utama adalah kursi ia duduk di atas ketika bernegosiasi dan pakaian yang dikenakannya.

Tempat wisata di Magelang selain museum Diponegoro di Yogyakarta di kediamannya Yogya mantan (Museum Sasana Wiratama, Jalan Cokroaminoto). Wilayah utama yang mana ia melancarkan masa perang gerilya adalah distrik Bagelen dekat Purworejo. Kemudian Belanda tetap pasukan kuat di Purworejo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar